top of page

Equity World | Bursa Asia Jeblok, IHSG Seandainya Buka Bisa ke Bawah 6.000

Equity World | Bursa Asia Jeblok, IHSG Seandainya Buka Bisa ke Bawah 6.000


Equity World | Kecemasan akan terjadinya stagflasi (inflasi dan konstraksi) membuat bursa saham Asia anjlok pada perdagangan Selasa (20/7/2021). Pasar keuangan Indonesia libur Hari Raya Idul Adha, seandainya tidak libur, ada risiko Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok ke bawah 6.000.


Awal pekan kemarin, IHSG merosot 0,91% dan mengakhiri perdagangan di 6.017,394.


Penyebaran virus corona khususnya varian delta di Asia, Eropa hingga Amerika Serikat (AS) memicu kecemasan akan kembali merosotnya perekonomian global.


Di sisi lain, kebijakan bank sentral di berbagai negara yang menggelontorkan stimulus dengan program pembelian aset (quantitative easing/QE) memicu kenaikan inflasi.






Alhasil, ada risiko pertumbuhan ekonomi kembali merosot, sementara inflasi terus menanjak, hal tersebut disebut dengan stagflasi.


"Ketakutan akan stagflasi menjadi kekhawatiran utama investor ketika kasus Covid-19 melonjak dan membuat perekonomian melambat sementara inflasi tetap menanjak," kata Peter Essele, Kepala Manajemen investasi di Commonwealth Financial Network, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (19/7/2021).


Aksi jual pun melanda pasar saham global sejak Senin kemarin, dan berlanjut di Asia pada hari ini.


Indeks Nikkei Jepang memimpin pelemahan nyaris 1%, Hang Seng Hong Kong yang sebelumnya ambrol lebih dari 1% berhasil memangkas pelemahan menjadi 0,84%. Indeks Kospi Korea Selatan minus 0,35%, dan Shanghai Composite China yang paling kecil, melemah kurang dari 0,1%.


Dari Tiongkok, bank sentralnya (People's Bank of China/PBoC) hari ini mengumumkan kebijakan moneter, suku bunganya tidak berubah. Loan Prime Rate (LPR) atau suku bunga pinjaman untuk tenor 1 tahun tetap sebesar 3,85%, sementara LPR tenor 5 tahun tetap 4,65%.


China menjadi salah satu negara yang mengalami pelambatan ekonomi di kuartal II-2021.


Data yang dirilis dari China pada pekan lalu menunjukkan PDB di kuartal II-2021 tumbuh 7,9%, sedikit lebih rendah dari prediksi para ekonomi yang disurvei Reuters sebesar 8,1%, dan pertumbuhan 18,3% di kuartal sebelumnya.


Biro Statistik China mengatakan pertumbuhan ekonomi China masih kuat dan berkelanjutan, tetapi masih ada risiko dari penyebaran virus corona secara global serta pemulihan ekonomi yang "belum berimbang" di dalam negeri.


Sementara itu kasus Covid-19 di dalam negeri dalam 4 hari terakhir menunjukkan penurunan. Kemarin, Data Kementerian Kesehatan RI mencatat kasus positif bertambah 34.257 orang, turun jauh dari hari sebelumnya sebanyak 44.721 orang, dan rekor tertinggi 56.757 orang yang tercatat pada Kamis pekan lalu.


Angka kasus positif kemarin juga merupakan yang terendah sejak 8 Juli. Meski demikian, masih belum ada pengumuman resmi apakah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat akan diperpanjang atau tidak.


PPKM Mikro Darurat berlangsung sejak 3 hingga 20 Juli. Artinya hari ini adalah hari terakhir, dan masih belum ada pengumuman apakah akan diperpanjang atau dihentikan. Diperpanjang atau tidaknya PPKM Mikro Darurat akan mempengaruhi pergerakan IHSG besok.



Comments


bottom of page