Equityworld Futures | Buka Mata Pasang Telinga! Ada Kabar Genting dari AS-Jepang-RI
Equityworld Futures | Buka Mata Pasang Telinga! Ada Kabar Genting dari AS-Jepang-RI
Equityworld Futures | Pasar keuangan Indonesia babak belur pada pekan lalu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah ambruk sementara Surat Berharga Negara (SBN) masih diobral investor.
Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih akan bergejolak pekan ini karena memanasnya perang Israel vs Hamas dan adanya pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).
Selengkapnya mengenai sentimen pekan ini dan hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.
Pada penutupan perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (27/10/2023), IHSG ditutup di posisi 6.758,79. IHSG memang menguat 0,66% tetapi tetap ambruk 1,32% sepekan. Pelemahan sepekan tersebut adalah yang terdalam sejak 5 Mei 2023.
Pelemahan juga memperpanjang tren negatif IHSG yang juga ambruk pada pekan sebelumnya.
Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 2,58 triliun. Volume perdagangan mencapai 82,4 miliar dengan turn over menyentuh Rp 36,7 triliun.
Dari pasar mata uang, nilai tukar rupiah juga rontok. Dikutip dari Refinitiv, nilai tukar rupiah di posisi Rp 15.935/US$1 pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (27/10/2023) atau ambruk 0,13%. Posisi penutupan tersebut adalah yang terendah sejak April 2020 atau lebih dari tiga tahun terakhir.
Pelemahan kemarin memperpanjang tren negatif rupiah yang ambruk menjadi tiga hari perdagangan beruntun. Dalam sepekan ini, mata uang Garuda terdepresiasi 0,41%. Artinya rupiah sudah ambruk selama delapan pekan beruntun.
Pelemahan sepekan ini juga menjadi catatan negatif panjang rupiah. Sejak Mei tahun ini, rupiah hanya mampu menguat tiga kali dalam sepekan. Selebihnya mata uang Garuda ambruk.
Pelemahan mata uang memang tidak hanya dialami rupiah. Sebagian mata uang Asia melemah pekan ini dengan pelemahan terdalam dicatat oleh won Korea yakni 0,43% disusul dengan rupiah. Namun, sejumlah mata uang Asia justru terbang termasuk yen, dolar Singapura, dan Baht Thailand.
Sementara itu, SBN pemerintah masih diobral investor, terutama asing. Hal ini ditandai dengan terus merangkaknya yield atau imbal hasil.
Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (27/10/2023), imbal hasil SBN tenor 10 tahun menyentuh 7,16%. Imbal hasil memang sedikit lebih rendah dari penutupan pekan sebelumnya yakni 7,164% tetapi masih berada di level tertingginya sejak November 2022 atau 11 bulan terakhir.
Ambruknya pasar keuangan Indonesia pekan lalu tidak bisa dilepaskan dari meningkatnya ketidakpastian global. Memanasnya perang Israel vs Hamas, ekspektasi pasar mengenai suku bunga higher for longer di Amerika Serikat, serta lonjakan imbal hasil di AS membuat investor kabur.
Data Bank Indonesia (BI) berdasarkan transaksi 23-26 Oktober 2023, investor asing mencatat net sell sebesar Rp 2,57 triliun di pasar saham tetapi sudah melakukan net buy sebesar Rp 2,18 triliun di pasar SBN.
Capital outflow tercatat sangat deras sejak minggu ke-4 September khususnya dalam data transaksi 25-27 September 2023 yang tercatat investor asing di pasar keuangan domestik jual neto Rp7,77 triliun terdiri dari jual neto Rp7,86 triliun di pasar SBN, jual neto Rp2,07 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp2,16 triliun di SRBI.
Capital outflow juga terekam pada kepemilikan investor asing terhadap SBN Indonesia yang terus melandai. Kepemilikan asing tercatat 15,51% pada Juni 2023. Namun, porsi asing kini tersisa 14, 66%.
Comments