Equity World | The Fed Tak Terlalu Dovish, Bursa Saham Asia Berguguran
Equity World | The Fed Tak Terlalu Dovish, Bursa Saham Asia Berguguran Equity World | Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini: indeks Shanghai melemah 0,18%, indeks Hang Seng jatuh 0,76%, indeks Straits Times terkoreksi 0,14%, dan indeks Kospi terpangkas 0,59%. Ekspektasi bahwa The Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral tak akan kelewat dovish dalam pertemuannya pada bulan ini menjadi faktor yang melandasi aksi jual di bursa saham Benua Kuning. Pada hari Jumat (5/7/2019), angka penciptaan lapangan kerja AS (sektor non-pertanian) periode Juni 2019 diumumkan sebanyak 224.000, jauh di atas ekspektasi yang sebanyak 162.000, seperti dilansir dari Forex Factory. Capaian tersebut juga jauh mengalahkan capaian pada bulan Mei yang sebanyak 72.000 saja. Data tenaga kerja menjadi sangat penting lantaran dipantau dengan ketat oleh The Fed guna merumuskan kebijakan suku bunga acuannya. Kini, The Fed hanya diekspektasikan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps dalam pertemuannya pada akhir bulan ini. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 9 Juli 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pertemuan bulan ini berada di level 95,1%, melonjak dari posisi minggu lalu yang sebesar 75%. Sementara itu, peluang suku bunga acuan diturunkan hingga 50 bps kini hanya tersisa 4,9%, dari yang sebelumnya 25% pada pekan lalu. Equity World Damai Dagang Kian Dekat, Bursa Asia Semringah | Equity World Dikhawatirkan, absennya pemangkasan tingkat suku bunga acuan yang signifikan bisa membuat perekonomian AS berikut perekonomain dunia mengalami yang namanya hard landing. Sebelumnya, Bank Dunia (World Bank) memproyeksikan perekonomian AS tumbuh sebesar 2,5% pada tahun 2019, sebelum kemudian turun drastis menjadi 1,7% pada tahun 2020. Pada tahun 2018, perekonomian AS tumbuh hingga 2,9%, menandai laju pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2015 silam. Tanda-tanda perlambatan ekonomi AS sejauh ini memang sudah sangat terlihat. Belum lama ini, Manufacturing PMI AS periode Juni 2019 diumumkan di level 51,7 oleh Institute for Supply Management (ISM), menandai ekspansi sektor manufaktur terlemah yang pernah dicatatkan AS sejak September 2016 silam.