Equityworld Futures | Pasar Dicekam Kekhawatiran Pandemi, Wall Street Dibuka Merah
Equityworld Futures | Pasar Dicekam Kekhawatiran Pandemi, Wall Street Dibuka Merah
Equityworld Futures | Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka anjlok pada perdagangan Kamis (8/7/2021), di tengah keprihatinan bahwa pertumbuhan ekonomi global terancam oleh ledakan kasus Covid-19 di berbagai negara, terutama di Jepang.
Indeks Dow Jones Industrial Average drop 385 poin pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 20 menit menjadi minus 395,1 poin (-1,14%) ke 34.286,66. Nasdaq drop 250,6 poin (-1,71%) ke 14.414,44 dan S&P 500 surut 58,2 poin (-1,34%) ke 4.299,9.
Jepang mengumumkan status darurat di Tokyo jelang Olimpiade menyusul lonjakan kasus Covid, dan menyatakan bahwa ada peluang bahwa ajang olah raga dunia tersebut kemungkinan bakal digelar tanpa penonton di lapangan.
Kasus kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia terus melesat, dan melampaui level psikologis 4 juta. Indeks ketakutan pasar, Cboe Volatility index (VIX) menguat di atas angka 20, mengindikasikan bahwa pasar khawatir dengan situasi ke depan sehingga pasar bakal volatil.
"Peningkatan kasus Covid, terutama varian Delta memicu kekhawatiran bahwa akselerasi ekonomi akan melambat," tutur Timothy Lesko, analis Granite Investment Advisors kepada CNBC International.
Saham siklikal, yang bakal diuntungkan dari pembukaan ekonomi, ramai-ramai terkoreksi di pembukaan. Saham kapal penumpang Carnival dan Royal Caribbean kompak anjlok 2%, saham penerbangan American Airlines dan Delta Air Lines turun 2%.
Saham teknologi juga anjlok, di antaranya Micron, NVIDIA, Qualcomm, dan Intel bablas hingga 2%. Saham perbankan juga ikut terkapar, di antaranya Bank of America, Wells Fargo, Goldman Sachs, dan JPMorgan Chase and PNC Financial.
Investor pun menyerbu surat berharga pemerintah AS (US Treasury), sehingga harganya melesat, dan imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar melemah ke 1,255% atau level terendah sejak Februari.
Ini merupakan penurunan tajam jika dibandingkan dengan posisi awal Juli yang masih di angka 1,58%, dan bahkan jauh dari level tertingginya pada Maret sebesar 1,78%.
Penurunan imbal hasil sebesar 40 basis poin di obligasi tenor 10 tahun sejak Maret lalu menunjukkan bahwa aksi buru imbal hasil masih ada, mengesampingkan pernyataan bank sentral bahwa ekonomi akan dibiarkan panas," tutur Steven Ricchiuto, Kepala Ekonom Mizuho Securities, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.
Pada Rabu kemarin indeks S&P 500 menguat 0,3% ke titik tertinggi sepanjang sejarahnya, pada 4.358.13, sementara Dow Jones Industrial Average melesat 104,42 poin ke 34.681,79. Indeks saham teknologi yakni Nasdaq ditutup naik tipis.
Kabar buruk juga datang dari Departemen Tenaga Kerja AS dengan terkuaknya data bahwa 373.00 orang mengajukan klaim tunjangan pengangguran untuk pertama kali selama sepekan lalu. Angka itu lebih buruk dari konsensus ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angka 350.000.
Comments