top of page
Search

Equityworld Futures | Duh! Bursa Asia Merah, IHSG Bisa Ramai Profit Taking Nih

  • Writer: Equityworld Futures Jakarta
    Equityworld Futures Jakarta
  • Dec 8, 2020
  • 2 min read

Equityworld Futures | Duh! Bursa Asia Merah, IHSG Bisa Ramai Profit Taking Nih


Equityworld Futures | Bursa saham Asia mayoritas dibuka melemah pada perdagangan Selasa (8/12/2020), di tengah kekhawatiran investor terkait masih tingginya angka penyebaran virus corona (Covid-19),


Hanya indeks Shanghai Composite China yang dibuka di zona hijau pada hari ini, yakni menguat tipis 0,03%.


Sedangkan sisanya dibuka di zona merah, yakni indeks Nikkei Jepang dibuka terkoreksi 0,68%, KOSPI Korea Selatan terpangkas 0,18%, STI Singapura turun tipis 0,08% dan Hang Seng Hong Kong melemah 0,18%.


Beralih ke Negeri Paman Sam, bursa saham Wall Street ditutup mixedpada perdagangan Senin (7/12/2020).


Dow Jones Industrial Average turun dari rekor pekan lalu, yakni turun 148,47 poin atau 0,5% menjadi ditutup pada 30.069,79.


S&P 500 juga turun 7,16 poin atau 0,2% menjadi 3.691,96. Meski begitu, Nasdaq Composite yang menjadi rumah perusahaan teknologi, justru naik 55,71 poin, atau 0,4% menjadi 12.219,95.


Pelaku pasar mulai mengantisipasi adanya fenomena pull back di pasar saham AS. Peningkatan kasus infeksi Covid-19 yang signifikan turut menambah keresahan investor.


Rata-rata pertambahan kasus baru infeksi Covid-19 di AS dalam tujuh hari terakhir mencapai 196.200 atau meningkat 20% dari pekan sebelumnya.


Tidak hanya pertambahan kasus Covid-19 saja yang melonjak tajam. Angka kematian akibat Covid-19 di AS juga ikut meroket. Hampir 3.000 orang meninggal akibat Covid-19 di Negeri Paman Sam.


Meski prospek vaksin Covid-19 terbilang cerah dan bisa membuat pasar sumringah, akan tetapi potensi pengetatan pembatasan untuk menekan transmisi wabah cukup membuat prospek pemulihan ekonomi menjadi tertekan.


"Dalam jangka pendek, risiko pembalikan bursa saham yang tipis terus membesar karena memburuknya situasi virus di AS yang bisa memicu pembalikan posisi," tulis Goldman Sachs dalam laporan risetnya, yang dikutip CNBC International.


Peningkatan kasus infeksi Covid-19 yang signifikan dan kebijakan pembatasan sosial social distancing yang lebih ketat membuat stimulus fiskal jilid II sangatlah dibutuhkan. Namun saat ini belum ada konsensus soal stimulus.


Sebelumnya proposal bipartisan mengajukan usulan nominal stimulus sebesar US$ 908 miliar. Namun usulan tersebut ditolak oleh Senat yang mayoritas didominasi oleh Partai Republik pekan lalu.


Dalam pernyataannya pemimpin mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan bahwa stimulus bisa digelontorkan jika pihak Partai Demokrat mau menurunkan besaran stimulus mendekati level yang diusulkan pihak Republik.


Angka US$ 908 miliar sebenarnya jauh lebih rendah dari usulan awal Demokrat sebesar US$ 2 triliun. Namun angka tersebut masih lebih besar dari yang diusulkan Senat Republik sebesar US$ 500 miliar.


Meski pemimpin Senat Mayoritas Mitch McConnell sudah menolak proposal itu, juru bicara Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan bahwa pihaknya dan McConnell masih berdiskusi soal "komitmen bersama untuk menyelesaikan Undang-undang stimulus dan bantuan Covid segera."


Sentimen lain yang menahan koreksi tajam S&P dan Dow Jones adalah perkembangan terbaru soal vaksinasi Covid-19.


Mengutip CNBC International, FDA atau semacam BPOM AS diperkirakan bakal merestui penggunaan darurat vaksin minggu ini seiring dengan krisis kesehatan yang semakin memburuk di Negeri Adidaya.


FDA dijadwalkan mengadakan pertemuan Komite Penasihat Vaksin dan Produk Biologis terkait, yang dikenal sebagai VRBPAC, pada hari Kamis untuk meninjau vaksin Covid-19 Pfizer dengan produsen obat Jerman BioNTech untuk otorisasi penggunaan darurat.

 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page