top of page

Equity World | Saham Asia Beragam Usai Rilis Data Ekonomi China & Lonjakan Kasus Virus

Equity World | Saham Asia Beragam Usai Rilis Data Ekonomi China & Lonjakan Kasus Virus


Equity World | Saham-saham di Asia Pasifik beragam pada Senin (17/06) pagi di mana beberapa negara di kawasan ini menghadapi lonjakan jumlah kasus COVID-19 dan kekhawatiran inflasi terus membebani sentimen investor.


Shanghai Composite China menguat 1,07% ke 3.527,85 pukul 10.20 WIB dan Shenzhen Component melonjak 2,11% di 14.509,05 menurut data Investing.com. Data yang dirilis sebelumnya mengindikasikan produksi industri melambat sebesar 9,8% year on year (yoy) di bulan April.


Dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah 0,99% ke 5.879,41 pukul 10.35 WIB.


Indeks Hang Seng Index Hong Kong naik 0,43% di 28.129,50 pukul 10.22 WIB.


Nikkei 225 Jepang jatuh 1,43% di 27.683,00 dan KOSPI Korea Selatan melemah 0,84% ke 3.126,9.


Di Australia, S&P/ASX 200 naik 0,32% di 7.036,70 pukul 10.24 WIB. Reserve Bank of Australia (RBA) akan menerbitkan risalah pertemuan terakhirnya pada hari Selasa, dan data ketenagakerjaan untuk April, termasuk perubahan pekerjaan dan angka tingkat pengangguran, akan dirilis dua hari kemudian.


Imbal hasil obligasi tenor turun 0,72% ke 1,623 hingga pukul 10.16 WIB setelah jatuh pada hari Jumat. Data AS yang dirilis hari itu mengungkapkan penjualan ritel tumbuh 0% bulan ke bulan di bulan April.


COVID-19 tetap menjadi sorotan saat Singapura dan Taiwan harus menangani wabah terbaru di kawasannya. Sebuah rekor 206 kasus baru tercatat di Taiwan pada hari Minggu, sementara Singapura meminta siswa sekolah dasar, menengah, sekolah menengah pertama dan Institut Millennia melakukan pembelajaran berbasis rumah penuh mulai dari 19 Mei hingga akhir masa sekolah pada 28 Mei.


Reli komoditas tampaknya telah terhenti baru-baru ini. Harga tembaga dan bijih besi turun dari rekor tertinggi di tengah upaya China untuk menstabilkan harga yang tinggi.


Investor juga tetap khawatir bahwa bank sentral akan mulai menarik kembali dukungan lebih awal dari yang diharapkan karena kekhawatiran tentang peningkatan inflasi yang terus berlanjut dan terus membebani saham global.







Investor juga akan mengamati risalah dari pertemuan terakhir Federal Reserve AS, yang akan dirilis pada hari Rabu, untuk mencari petunjuk kapan kebijakan dovish saat ini akan diubah.


"Rekor tertinggi dalam harga tembaga dan kekhawatiran atas kenaikan harga minyak yang berlanjut akan sulit untuk diabaikan" menuju paruh kedua tahun 2021, kepala riset global Standard Chartered Eric Robertsen mengatakan dalam catatan.


“The Fed percaya ini adalah bagian dari narasi pembukaan kembali ekonomi, dan untuk saat ini, kemungkinan akan membiarkan ‘debu’ mengendap. Tapi kemungkinan mulai melihat ke belakang jika harga tetap tinggi,” catatan itu menambahkan.


Presiden Fed Cleveland Loretta Mester menegaskan kebijakan Fed saat ini berada di posisi yang baik sambil menyoroti data ekonomi yang akan bergejolak saat ekonomi dibuka kembali.


Rekan Mester, Wakil Ketua Fed Richard Clarida dan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, juga akan berpidato pada pekan ini.


Di sisi cryptocurrency, bitcoin makin anjlok 10,38% ke $43.165,2 pukul 10.33 WIB setelah CEO Tesla Inc. (NASDAQ:TSLA) Elon Musk menindaklanjuti cuitannya dari minggu lalu yang menyatakan Tesla telah menangguhkan mata uang digital sebagai metode pembayaran karena masalah lingkungan.

Comments


bottom of page