top of page

Equity World | Kode Keras Buat IHSG, Bursa Asia Melesat!

Equity World | Kode Keras Buat IHSG, Bursa Asia Melesat!


Equity World | Bursa Asia-Pasifik dibuka cerah bergairah pada perdagangan Selasa (18/10/2022), mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) yang berhasil rebound dan melesat pada perdagangan kemarin.



Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka melonjak 1,46%, Hang Seng Hong Kong melejit 1,7%, Shanghai Composite China menguat 0,31%, Straits Times Singapura bertambah 0,3%, ASX 200 Australia melompat 1,41%, dan KOSPI Korea Selatan melesat 1,33%.


Investor di Asia-Pasifik seharusnya menanti rilis data pertumbuhan ekonomi China pada kuartal III-2022 pada hari ini. Namun perilisannya terpaksa ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan karena adanya kongres Partai Komunis China.


Penundaan rilis data pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) China pada kuartal III-2022 dapat memicu ketidakpastian investor dan kekhawatiran perlambatan ekonomi.


Dilansir dari Bloomberg, Senin kemarin, Biro Statistik Nasional (NBS) memperbarui jadwal rilis PDB dengan keterangan "ditunda" tanpa memberikan keterangan dan informasi tanggal publikasi baru.


Data PDB China sebelumnya dijadwalkan rilis pada hari ini pukul 09.00 WIB. Selain data PDB, data lain yang juga ditunda termasuk output industri bulanan, produksi energi, investasi aset tetap, investasi dan penjualan properti, penjualan ritel dan harga rumah.


Tak hanya data-data tersebut, data neraca perdagangan China pun hingga Senin kemarin masih ditunda perilisannya. Padahal seharusnya, data neraca perdagangan China pada periode September 2022 dirilis Jumat pekan lalu.


Sementara itu dari Australia, bank sentral (Reserve Bank of Australia/RBA) memiliki lebih banyak fleksibilitas pada "ukuran dan waktu kenaikan suku bunga" karena dewannya mengadakan lebih banyak pertemuan dibandingkan dengan bank sentral lain.


Hal ini pun dikonfirmasi oleh Wakil Gubernur RBA, Michele Bullock.


"Kami mampu mencapai pengetatan serupa dengan kenaikan tarif individu yang lebih kecil," kata Bullock, berbicara dihadapan Asosiasi Industri.


Anggota dewan RBA mengatakan bahwa mereka mengakui manfaat dari peningkatan yang lebih kecil, menurut risalah yang dirilis dari pertemuan 4 Oktober, di mana mereka masih mengharapkan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp).


"Peningkatan yang lebih kecil dari yang disepakati pada pertemuan sebelumnya dibenarkan mengingat bahwa tingkat uang tunai telah meningkat secara substansial dalam waktu singkat dan efek penuh dari peningkatan itu ada di depan," kata anggota dewan RBA.


Bursa Asia-Pasifik yang cenderung cerah bergairah terjadi di tengah cerah bergairahnya bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan awal pekan ini.


Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melonjak 1,86% ke posisi 30.185,82. Sedangkan indeks S&P 500 melejit 2,65% ke 3.677,95, dan Nasdaq Composite terbang 3,43% menjadi 10.675,8.


Bursa Wall Street berhasil rebound, ditopang oleh rencana Inggris yang ingin membalikan arah ekonomi dan positifnya dari rilis kinerja keuangan beberapa emiten perbankan di AS, seperti Bank of America.


Saham Bank of America melonjak 6,06%, karena pendapatan bunga bersih pemberi pinjaman didukung oleh kenaikan suku bunga pada kuartal tersebut, meskipun menambahkan US$ 378 juta ke cadangan kerugian pinjaman untuk menopang ekonomi yang melemah.


Positifnya kinerja keuangan Bank of America pada kuartal III-2022 dapat mengangkat optimisme pasar tentang musim pendapatan perusahaan.


Musim rilis kinerja keuangan emiten di AS pada kuartal III-2022 telah dimulai. Investor sedang memantau apakah perusahaan di AS akan melakukan revisi penurunan yang signifikan terhadap pandangan mereka dalam menghadapi inflasi yang sangat tinggi dan perlambatan ekonomi.


Di lain sisi, faktor lain yang menjadi pendorong kuatnya perdagangan Senin kemarinadalah perkembangan politik di Eropa, di mana menteri keuangan Inggris yang baru yakni Jeremy Hunt mengumumkan bahwa hampir semua pemotongan pajak yang direncanakan akan dibatalkan.


Hal ini membuat mata uang Inggris yakni poundsterling diperdagangkan lebih dari 1%, lebih tinggi di hampir GBP 1,135/US$.


Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) cenderung menurun pada perdagangan hari ini.


Dilansir dari CNBC International, yield Treasury berjangka pendek yakni tenor 2 tahun melandai 5 basis poin (bp) menjadi 4,45%.


Sedangkan untuk yield Treasury benchmark tenor 10 tahun cenderung tidak banyak berubah, yakni masih di atas 4% pada perdagangan Senin kemarin waktu AS.

留言


bottom of page