Equity World | IHSG Cenderung Menguat Pekan Ini

Equity World | IHSG Cenderung Menguat Pekan Ini

Equity World | Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diprediksi bergerak bervariasi dan cenderung menguat (mixed to higher) pada pekan ini (6-11 Maret 2023). IHSG pekan ini belum akan menembus level 7.000, melainkan berada pada kisaran 6.688-6.990.

Equity World | Senin (06/03), Saham Asia-Pasifik Diperdagangkan Lebih Tinggi

Menurut Head of Research PT Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya, IHSG pekan ini berpotensi menguat dengan kisaran 6.800-6.990. Prediksi tersebut ditopang oleh hasil rilis kinerja emiten yang baik dan sentimen positif dari bursa global pasca pembukaan ekonomi Tiongkok yang terbukti mendongkrak perekonomian mereka.

Optimisme penguatan IHSG juga, dia sebut, turut terlihat dari net buy sepekan lalu yang signifikan hingga mencatatkan angka Rp 3,29 triliun. Cheryl melihat, investor asing kembali optimistis dengan pasar Asia setelah rilis data PMI Tiongkok yang baik setelah penghentian kebijakan Zero Covid dan rencana pembagian dividen jumbo dari emiten batu bara.

“Meski ada potensi penguatan, pekan depan ada beberapa data yang perlu dicermati. Di antaranya pidato Gubernur The Fed Jerome Powell terkait proyeksi kebijakan moneternya, cadangan devisa Indonesia, data pengangguran AS, dan Indeks keyakinan konsumen Indonesia. Saham yang bisa dicermati GOTO, BUKA, dan WIIM,” jelas Cheryl kepada Investor Daily akhir pekan lalu.

Senada, Direktur Ekuator Swarna Capital Hans Kwee menilai bahwa para pelaku pasar tengah menunggu dan mencermati keputusan the Fed terkait kenaikan suku bunga. Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic mengatakan, bank sentral harus tetap dengan kenaikan suku bunga lambat dan stabil, seperempat poin (25bps) untuk saat ini, demi menghindari penurunan ekonomi.

“Pernyataan tersebut meredakan kekhawatiran pasar sebelumnya, ketika data pengangguran Amerika yang positif membuat investor khawatir tentang kemungkinan kenaikan suku bunga lebih cepat dan lebih besar,” jelas Hans kepada wartawan.

Selanjutnya, data ekonomi yang dirilis menunjukkan permintaan yang stabil untuk layanan, dengan indeks manajer pembelian (PMI) dari Institute for Supply Management dan S&P Global. Ini mengartikan, aktivitas di sektor tersebut terus berkembang bahkan saat harga input turun.

Sedangkan di seluruh Eropa, data inflasi ternyata lebih panas dari perkiraan. Proyeksi sekilas untuk zona euro menunjukkan inflasi utama turun dari 8,6% menjadi 8,5%, tetapi data ini di atas perkiraan konsensus yang mengharapkan level 8,2 %.

“Di sisi lain, data ekonomi yang solid dari Tiongkok mendukung ekspektasi bahwa Beijing akan menetapkan target pertumbuhan 2023 yang ambisius pada pertemuan parlemen tahunan akhir pekan ini,” sambung Hans.

Di tengah gejolak ekonomi global, sektor manufaktur Indonesia konsisten berekspansi selama 18 bulan berturut-turut dan tercatat di level 51,2 pada Februari 2023. Resiliensi sektor manufaktur nasional didorong oleh permintaan dalam negeri yang tetap ekspansif. Rantai pasokan juga dinilai mengalami perbaikan dari segi waktu pengiriman yang semakin pendek karena kinerja logistik yang semakin efisien.

“Akhir pekan kekhawatiran Kenaikan suku bunga the fed yang lebih agresif mulai berkurang. Beberapa data positif berpotensi mendorong IHSG menguat dengan support 6,781-6,688 dan resistance di 6,889-6,961,” papar Hans.

Dihubungi secara terpisah, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta memperkirakan, IHSG akan bergerak pada kisaran 6.781-6.872 pekan ini. Investor disarankan memperhatikan indeks saham sektor bahan baku, energi, keuangan, dan industri.