top of page

Equity World | Belum Sanggup Jebol 6.740, Waktunya IHSG Rehat Sejenak?

Equity World | Belum Sanggup Jebol 6.740, Waktunya IHSG Rehat Sejenak?


Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan sesi I Selasa (13/6/2023).



Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG turun 0,18% ke posisi 6.710,39. Nilai transaksi mencapai Rp5,00 triliun dan volume perdagangan 12,28 miliar saham.


Sebanyak 272 saham turun, 256 saham naik, dan 207 sisanya stagnan.


Saham GOTO, BBCA, hingga BMRI dan BBNI menjadi pemberat indeks hingga istirahat siang.


Sejatinya, terdapat sentimen positif yang berasal dari luar negeri adalah pesta pora Wall Street yang berlanjut dan ekspektasi kebijakan The Federal Reserve (The Fed).


Bursa utama Wall Street melanjutkan pestanya kemarin. Ketiga bursa utama mereka mengakhiri perdagangan di zona hijau dengan kinerja impresif.

Kinerja sektor teknologi dan digital di Wall Street yang impresif diharapkan juga dapat mempengaruhi emiten sektor yang sama di Indonesia.


Ekspektasi melunaknya kebijakan The Fed diharapkan dapat mendatangkan aliran modal ke pasar keuangan dalam negeri.


Hal tersebut didorong oleh harapan pemeliharaan suku bunga acuan yang kencang, yang berpotensi menguatkan nilai tukar rupiah setelah sebelumnya melemah.


Sentimen pasar mengenai ketidakpastian global dan tren suku bunga tinggi juga diharapkan mereda jika The Fed mempertahankan suku bunga.


Rilis data inflasi AS untuk Mei 2023 juga menjadi faktor penting dari luar negeri yang dapat mempengaruhi pasar saham Indonesia.


Pelaku pasar memperkirakan penurunan inflasi AS menjadi 4,1% (YoY) pada Mei 2023 dari sebelumnya 4,9% pada April. Tingkat inflasi AS masih jauh dari target The Fed yang berada di kisaran 2%.


Di dalam negeri, investor perlu memperhatikan data Survei Penjualan Eceran April 2023 yang akan diumumkan oleh Bank Indonesia (BI).


Data penjualan eceran pada bulan April, yang merupakan bulan Ramadan, menjadi perhatian karena biasanya mengalami lonjakan tajam.

Penjualan eceran merupakan indikator penting untuk melihat perkembangan belanja masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.


Lelang tujuh seri Surat Berharga Negara (SBN) yang akan dilakukan oleh pemerintah Indonesia juga perlu diperhatikan. Diharapkan adanya penawaran asing yang meningkat pada lelang tersebut.


Selain itu, pembahasan belanja prioritas untuk tahun depan oleh Badan Anggaran DPR dan pemerintah, termasuk pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dan belanja subsidi, menjadi perhatian.

Analisis Teknikal


IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu 1 jam (hourly) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.


Pada sesi I, IHSG dua kali mencoba menembus resistance berupa area Fibonacci 78,6% (6.728) tetapi belum berhasil. Untuk sementara, IHSG masih mampu bertahan di atas level psikologis 6.700.


Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.


RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.


Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik 1 jam, posisi RSI turun ke 66,07.


Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), grafik MACD berada di atas garis sinyal, dengan kecenderungan melebar.


Pada sesi II, IHSG masih berpeluang bergerak mixed dengan resistance terdekat 6.728. Apabila tak sanggup mendekati level tersebut, level support untuk IHSG berada di 6.700 dan 6.692 (Fibo 61.8%).

Comments


bottom of page