top of page

PT Equityworld | Reli Saham Asia Kalahkan Bursa Global, Peluang Keuntungan Lebih Besar

PT Equityworld | Reli Saham Asia Kalahkan Bursa Global, Peluang Keuntungan Lebih Besar PT Equityworld | Bursa saham Asia mengungguli bursa saham di AS dan Eropa, didukung oleh optimisme terhadap pemulihan China dan penilaian bahwa sebagian kawasan sejauh ini berhasil mengendalikan dampak pandemi virus korona. Hingga akhir pekan lalu, indeks MSCI Asia Pacific sudah naik sekitar 9% dibanding akhir Mei lalu, lebih tinggi dari kenaikan sekitar 6% indeks S&P 500 dan Stoxx Europe 600. Saham-saham teknologi di China Daratan menjadi pendorong kemajuan indeks acuan Asia, dengan kenaikan harga saham Tencent Holdings Ltd., Alibaba Group Holding Ltd. dan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. yang menyumbang hampir sepertiga dari kenaikan indeks. Rebound di Asia juga didukung oleh persepsi bahwa pemerintah di kawasan ini telah melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menanggulangi virus korona, terutama di China, Korea Selatan, dan Taiwan - meskipun masih ada pertanyaan tentang kemampuan penanggulangan di Asia Tenggara. Gelembung dalam ekuitas China membantu membengkakkan arus masuk modal ke Asia. Sementara itu, beberapa investor bertaruh bahwa Asia akan menjadi surga investasi selama pemilihan presiden AS akhir tahun ini dengan potensi volatilitas yang tinggi, meskipun ada risiko peningkatan ketegangan Washington-Beijing. "Kami memiliki bias yang sangat condong ke ekuitas Asia," kata Sebastien Galy, ahli strategi makro senior di Nordea Investment Funds SA. "Kami berharap tema ini terbukti tangguh terhadap situasi di pasar ekuitas yang pada akhirnya akan menjadi jauh lebih sulit pada bulan September dan Oktober," imbuhnya seperti dikutip Bloomberg, Senin (20/7). Data yang dikumpulkan Bloomberg dan Universitas Johns Hopkins menunjukkan, kasus virus di kawasan Asia - dengan titik fokus ketika pandemi di China - telah berada di bawah 20% dari jumlah global sejak pasar ekuitas dunia mencapai level terendah 2020 di bulan Maret. Keyakinan tersebut sedang diuji dengan kebangkitan kasus baru di beberapa bagian Asia, yang sebelumnya telah berhasil membatasi penyebaran Covid-19. Hong Kong dan Tokyo telah mengalami penambahan kasus virus corona dalam beberapa hari terakhir, sementara penduduk di Melbourne diperintahkan untuk mengenakan masker ketika negara bagian Victoria melaporkan 275 kasus lainnya. Sedangkan di India, kasus Covid-19 telah melampaui 1 juta, menjadikannya sebagai negara ketiga di dunia yang melampaui level tersebut. Menurut hasil pelacakan pembukaan kembali ekonomi global oleh Cushman & Wakefield, meskipun sebagian besar ekonomi Asia telah dibuka kembali hingga sekitar 70-95%, level pembukaan di AS pada bulan lalu baru sekitar 45-60% dengan memperhitungkan faktor-faktor seperti layanan penting, perbatasan, sekolah, ritel dan manufaktur. Bursa Asia Menguat Didorong Sentimen Positif Uji Coba Vaksin Corona | PT Equityworld "Asia, terutama di negara-negara seperti China, Korea Selatan, Taiwan telah berhasil mengendalikan virus dengan cukup baik dan kami melihat kegiatan ekonominya meningkat dengan cepat," kata Tuan Huynh, kepala investasi untuk Eropa dan Asia di Deutsche Bank Wealth Management. Investor juga mengacu kepada pemulihan ekonomi China sebagai alasan untuk menaikkan kepemilikan ekuitas Asia. Produk domestik bruto China meningkat 3,2% pada kuartal kedua dari tahun lalu, membalikkan penurunan pada kuartal pertama dan mengalahkan perkiraan. Rebound ekonomi akan menyebar ke seluruh Asia Pasifik dengan jeda beberapa bulan, kata Galy dari Nordea Investment. Para penyokong investasi di saham Asia juga mengutip valuasi ekuitas yang lebih baik. "Valuasi ekuitas Asia sangat menarik dalam konteks peluang pertumbuhan jangka panjang dan potensi rebound keuntungan tahun depan," kata Sumit Mangal, manajer investasi untuk ekuitas Asia ex-Jepang di Goldman Sachs Asset Management. "Kita bisa melihat pemulihan permintaan yang kuat." Data yang dikumpulkan oleh Bloomberg tentang estimasi hasil investasi ekuitas menunjukkan bahwa valuasi perusahaan Asia jauh lebih murah daripada perusahaan AS dan Eropa, bahkan ketika efisiensi perusahaan-perusahaan Asia untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan aset mereka tetap berada dalam dua digit. Indeks MSCI Asia Pacific telah pulih lebih dari 35% dari level terendah di bulan Maret. Namun para analis yang disurvei oleh Bloomberg, memperkirakan harga saham-saham Asia masih bisa naik sekitar 10% selama satu tahun ke depan. Perkiraan tersebut melebihi prediksi kenaikan 5% untuk saham AS dan Eropa. Ketika pandemi masih tetap menjadi tantangan, investor global mulai memperhitungkan risiko terkait pemilihan presiden AS. Hasil jajak pendapat pada pekan lalu menunjukkan bahwa tingkat keterpilihan Presiden AS Donald Trump masih di belakang calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden. Analis Goldman Sachs Group Inc. menandai adanya potensi kenaikan pajak yang akan menekan laba, seandainya Demokrat memenangi pemilihan di bulan November. Menurut John Vail, kepala strategi global di Nikko Asset Management Co., Tokyo, harapan bahwa Demokrat akan memenangkan pemilu AS akan meredupkan bursa saham di AS dan Eropa, sementara ekuitas Asia tetap terisolasi dari risiko tersebut. "Eropa juga memiliki sejumlah korelasi dengan pasar saham AS," katanya. "Kami sangat memilih Asia ex-Jepang daripada saham-saham seluruh dunia." Menurut Nomura Holdings Inc., ekuitas di Asia tidak termasuk Jepang telah mengungguli ekuitas AS menjelang pemilihan, dalam tiga dari empat siklus sebelumnya, dengan kinerja rata-rata sekitar 6% dalam empat bulan hingga pemilihan.

bottom of page