Equity World | Kecuali India, Semua Bursa Saham Asia Melemah
Equity World | Kecuali India, Semua Bursa Saham Asia Melemah Equity World | Mayoritas indeks bursa saham Asia melemah pada perdagangan hari ini. Kebijakan China yang kembali memberlakukan lockdown serta ancaman perang dagang dari Amerika Serikat menebar sentimen negatif yang menekan pasar Asia. Mengutip data Ipotnews, Kamis (14/5) pukul 09.55 WIB, hanya bursa saham Mumbai India yang tercatat mengalami penguatan. Kini indeks saham Jepang Nikkei berada pada level 20.138. Posisi ini melemah 0,63% atau 129 poin dibandingkan penutupan perdagangan terakhir. Sementara indeks bursa Singapura STI berada pada level 2.536, melemah 1,40% atau 36 poin dibandingkan penutupan perdagangan terakhir. Indeks bursa Hong Kong HSI berada pada level 23.859, melemah 1,33% atau 329 poin dibandingkan penutupan perdagangan terakhir. Indeks bursa Sanghai China SHC berada pada level 2.878, melemah 0,69% atau 20 poin dibandingkan penutupan perdagangan terakhir. Sementara Indeks bursa Malaysia KL berada pada level 1.392, melemah 0,40% atau 6 poin dibandingkan penutupan perdagangan terakhir. Terakhir, hanya indeks bursa Mumbai India BSE yang menguat. Indeks BSE berada pada level 32.009, menguat 2,03% atau 637 poin dibandingkan penutupan perdagangan terakhir. Nasib Kurang Baik Buat Bursa Asia, Semua Ditutup Merah | Equity World Analis Sucor Sekuritas, Hendriko Gani, mengatakan bahwa pelemahan mayoritas bursa saham Asia senada dengan bursa seluruh dunia yang diperdagangkan merah pada perdagangan hari ini dan tadi malam. "Hal ini karena ketidakpastian global antara China dengan AS yang berpotensi berlanjutnya perang dagang," kata Gani saat dihubungi Ipotnews, Kamis (14/5). Selain itu, pelemahan bursa Asia juga diakibatkan sentimen negatif akan potensi kembali merebaknya virus corona. Ini seiring pernyayaan dokter penyakit menular top di AS, dr Anthony Fauci yang telah memperingatkan para senator bahwa virus itu akan menyebar jika negara itu membuka lockdown terlalu dini. Pernyataan fauci menunjukkan bahwa wabah virus corona belum terkendali. "Ditambah juga China yang terpaksa kembali melakukan lockdown di beberapa kotanya," tutup Gani. China memang kembali melakukan lockdown di kota Shulan, Provinsi Jilin. Ini seiring ancaman gelombang kedua virus corona yang mengancam China.