PT Equity World | Seoul +2%, Singapura +2%, Bursa Saham Asia Tancap Gas
PT Equity World | Seoul +2%, Singapura +2%, Bursa Saham Asia Tancap Gas PT Equity World | Bursa saham Asia ramai-ramai menguat pada perdagangan pagi ini. Asa besar terhadap paket stimulus fiskal kelas paus di Amerika Serikat (AS) menggugah gairah pasar untuk bermain dengan aset-aset berisiko. Bursa saham New York kembali melanjutkan reli. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 638%, S&P 500 melesat 6,24%, dan Nasdaq Composite terdongrak 5,6%. Padahal sebelum kick-off perdagangan di Wall Street, ada kabar buruk berupa data ketenagakerjaan. Pada pekan yang berakhir 21 Maret, jumlah klaim tunjangan pengangguran (unemployment benefits) di AS mencapai 3,28 juta. Ini jauh melebihi konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 1 juta. Plus menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah. Namun berita itu tidak diwaro oleh pelaku pasar yang mendaratkan fokus ke paket stimulus fiskal AS. Pemerintahan Presiden Donald Trump mengusulkan paket stimulus bernilai fantastis yaitu US$ 2 triliun. Kemarin, Senat sudah sepakat menggolkan paket tersebut melalui voting dengan perolehan suara 96-0. Saking gembiranya, Trump pun sampai menuangkan dalam cuitan di Twitter. "96-0 di Senat AS. Selamat, AMERIKA!" cuit sang presiden ke-45 Negeri Adidaya. Proses selanjutnya adalah meminta persetujuan kamar parlemen lainya yaitu House of Representatives. Jika Senat dikuasai kubu Partai Republik pendukung pemerintah, House didominasi oleh kubu oposisi Partai Demokrat. Banjir Stimulus, Bursa Saham Asia Anteng di Zona Hijau | PT Equity World Namun sepertinya paket stimulus itu juga akan direstui oleh House. Nancy Pelosi, Ketua House, menyiratkan bahwa pihaknya tidak akan mencoba menghalangi. "Kami harus melakukan sesuatu yang lebih. Tidak ada alasan untuk menghentikan langkah yang sudah ditempuh ini," kata Pelosi, Ketua House, seperti dikutip dari Reuters. Pelaku pasar menyambut baik kabar dari Washington tersebut. Diharapkan paket stimulus jumbo di bisa menjaga performa ekonomi Negeri Paman Sam, dan juga dunia. "Nilainya sangat besar, sekitar 10% dari Produk Domestik Bruto (PDB) AS. Uang sebanyak ini akan mendorong optimisme di pasar, menggairahkan bursa saham dan aset-aset berisiko lainnya," kata Kiyoshi Ishigane, Chief Fund Manager di Mitsubishi Kokusai Asset Management yang berbasis di Tokyo, seperti dikutip dari Reuters.