Equity World | Ini Tanda Emas Mulai Ditinggal Investor, Masih Mau Beli?
Equity World | Ini Tanda Emas Mulai Ditinggal Investor, Masih Mau Beli? Equity World | Harga emas dunia menguat tipis pada perdagangan Rabu (23/10/19) melanjutkan penguatan Selasa kemarin, yang juga tipis. Emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.489,67/troy ons pada pukul 12:21 WIB di pasar spot, berdasarkan data Refinitiv. Sementara Selasa kemarin menguat 0,23%, ini berarti sudah delapan hari emas tak mampu menyentuh level psikologis US$ 1.500/troy ons. Emas terindikasi kurang menarik lagi bagi para pelaku pasar setelah menguat tajam pada Juni sampai Agustus lalu. Pada periode itu, logam mulia ini mencatat kenaikan sekitar 16% dan mencapai level tertinggi enam tahun. Namun setelahnya emas mulai mengendur. Kenaikan 16% dalam tiga bulan mungkin terlihat sedikit berlebihan, sehingga pelaku pasar melihat harga emas sudah cukup mahal. Perlu momentum yang besar akan harga emas bisa melaju naik lagi. Tanda emas mulai ditinggalkan sebagai aset investasi adalah turunnya posisi bullish, artinya investor yang memegang posisi beli emas sudah mulai berkurang. Berdasarkan laporan CNBC International, hedge fund dan money manager sudah mengurangi posisi bullish dalam kontrak emas dan perak di Comex. Selain itu data dari Commodity Futures Trading Commission's (CFTC) menunjukkan posisi net buy emas pada pekan lalu turun menjadi 253.000 kontrak dari sebelumnya 275.600 kontrak di bursa berjangka Chicago dan New York. Satu tanda lagi, total holding aset di SPDR Gold Trust, ETF berbasis emas fisik terbesar dunia, juga menunjukkan penurunan. Pada Selasa pekan lalu, Reuters melaporkan holding di SPDR Gold Trust menurun sebesar 0,22% menjadi 919,66 ton. Equity World AS-China Mesra, Sukses Hijaukan Bursa Saham Asia | Equity World Penurunan-penurunan tersebut bisa jadi sinyal awal emas akan ditinggalkan oleh pelaku pasar, apalagi jika AS-China akhirnya menandatangani kesepakatan dagang, dan pertumbuhan ekonomi global akhirnya membaik serta menghilangnya ancaman resesi. Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi global membaik tentunya perlu waktu cukup lama, apalagi sampai saat ini Amerika Serikat(AS) dan China belum menandatangani kesepakatan dagang. Sehingga penggerak emas dalam beberapa pekan ke depan adalah pengumuman kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) di akhir bulan ini. Berdasarkan data FedWacth milik CME Group, pada pukul 20:25 WIB pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 93,5% The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 1,5-1,75% pada 30 Oktober (31 Oktober dini hari WIB). Probabilitas tersebut tinggi, yang menunjukkan pelaung suku bunga dipangkas cukup besar, akibatnya dolar AS melemah. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar, bahkan menyentuh level terlemah dua bulan pada pekan lalu. Peluang The Fed memangkas suku bunga dan dolar yang lemah seharusnya bisa menjadi sentimen positif bagi emas. Tapi nyatanya emas masih "mager".