Equityworld Futures | Dianggap Bersahabat, Ini Kisah Perseteruan Trump & Johnson
Equityworld Futures | Dianggap Bersahabat, Ini Kisah Perseteruan Trump & Johnson Equityworld Futures | Boris Johnson telah terpilih sebagai pemimpin Partai Konservatif, sekaligus Perdana Menteri Inggris yang baru sebagai pengganti Theresa May. Presiden AS, Donald Trump memberikan selamat pada Boris Johnson atas jabatan baru yang diterimanya, dan memuji dengan mengatakan "Britain Trump." Trump menganggap Boris Johnson sebagai teman, dan telah menyebutnya sebagai calon Perdana menteri, bahkan saat Theresa May masih menduduki jabatan tersebut. Trump & Johnson juga menyatakan akan bekerja sama secara timbal balik. Namun, pada Desember 2015, Boris Johnson pernah mengecam Trump terkait daerah-daerah London yang berbahaya karena terpapar radikalisasi. Johnson adalah walikota di kota tersebut. Selanjutnya, Johnson mengeluarkan pernyataan dengan mengatakan, "Satu-satunya alasan saya tidak akan mengunjungi beberapa bagian New York, adalah risiko bertemu dengan Donald Trump." "Saya benar-benar khawatir dia bisa menjadi Presiden. Saat saya berada di New York, beberapa fotografer mencoba mengambil foto saya, dan seorang gadis bahkan berjalan melewati trotoar ke arah saya sambil berkata, 'Wah, apakah itu Trump?' Itu adalah salah satu momen terburuk bagi saya," seperti dilansir CNBCIndonesia dari CNNInternasional, Rabu (24/07/2019). Namun, pernyataan selamat dari Trump menunjukkan, bahwa ia dan Boris Johnson telah menyamakan perbedaan-perbedaan, setidaknya untuk saat ini. "Kami memiliki orang yang sangat baik yang akan menjadi Perdana Menteri Inggris sekarang, Boris Johnson. Pria yang baik, dia tangguh dan dia pintar. Mereka mengatakan, 'Britain Trump.' Mereka memanggilnya sebagai Trump versi Inggris dan orang-orang mengatakan itu adalah hal yang baik," kata Trump saat berbicara di KTT Teen Action Summit Turning Point USA di Washington. "Mereka suka saya di sana. Itu yang mereka inginkan. Itu yang mereka butuhkan. Dia akan menyelesaikannya. Boris Johnson baik. Dia akan melakukan pekerjaannya dengan baik," tambahnya. Terlepas dari kritik sebelumnya terhadap Trump, Johnson melakukan yang terbaik untuk menghindari perlawanannya terhadap Presiden AS itu, menjelang kemenangannya dalam pemungutan suara anggota Partai Konservatif melawan saingannya, Jeremy Hunt. Selama agenda debat melawan Jeremy Hunt yang disiarkan di televisi, Boris Johnson menolak untuk mengkonfirmasi, bahwa ia akan menahan duta besar Inggris untuk Amerika Serikat Kim Darroch dalam jabatannya, setelah Kim Darroch menggambarkan pemerintahan Trump sebagai pemerintahan yang "tidak layak" dan "tidak kompeten." Trump menyerang Kim Darroch secara terbuka, hingga Kim Darroch mengundurkan diri sehari setelah perdebatan tersebut. Kemudian dalam kampanye, Boris Johnson kembali ditekan terkait postingan rasis Trump di Twitter, yang mengatakan bahwa empat wanita anggota kongres AS (berkulit gelap) harus 'kembali' ke negara asal mereka, meskipun mereka adalah warga negara Amerika. Kandidat partai Konservatif menerima kritik lain ketika menolak mengatakan, apakah ia berfikir bahwa tweet Trump tersebut adalah rasis, namun, ia menjawab bahwa tweet tersebut "benar-benar tidak dapat diterima," dan ia menyebut "tidak dapat memahami" bagaimana seorang pemimpin Amerika bisa menggunakan Bahasa yang seperti itu. Boris Johnson telah menekankan perlunya bekerjasama dengan Trump, dan telah mendapatkan dukungan pada sikap Brexitnya yang keras. Mereka mengkritik pendekatan Theresa May, Boris Johnson menyerukan prospek Brexit tanpa kesepakatan, dan Trump mengklaim, menurut Theresa May, bahwa ia akan "menggugat" UE. Dalam sebuah wawancara dengan CNN Internasional pada Selasa, ayah Boris, Stanley Johnson, mengatakan dia pikir putranya akan cocok dengan Trump, "Mereka memiliki gaya rambut yang sama," katanya. "Saya rasa mereka akan cocok." Dia menambahkan, "Kita harus berhati-hati untuk tidak terlalu diarahkan pada Amerika," dan bersikeras bahwa "membangun jembatan" dengan Eropa setelah Brexit juga akan sangat penting. Selain memiliki gaya rambut yang serupa, Boris Johnson juga sama seperti Trump, terkenal karena retorikanya yang penuh warna, dan tidak menyukai kebenaran politik. Sementara mantan walikota London itu telah menyatakan kekaguman yang besar terhadap negara kelahirannya (New York) selama bertahun-tahun, namun ia melepaskan kewarganegaraan Amerika-nya setelah perselisihan mengenai tagihan pajak AS. Dia juga sempat menyerang para pemimpin politik Amerika, termasuk mantan Presiden Barack Obama. Sebagai walikota London, Boris Johnson sebelumnya mengecam warisan Obama ketika menyerang penentangannya terhadap kepergian Inggris dari Uni Eropa, yang menyebabkan Boris Johnson sangat diperjuangkan. Dalam op-ed April 2016, Boris Johnson menceritakan sebuah kisah, saat pemerintahan Obama, patung Perdana Menteri Inggris Winston Churchill yang legendaris dipindahkan dari Gedung Putih, dan dikirim ke Kedutaan Inggris. Equityworld Futures IHSG Melempem di Jeda Siang | Equityworld Futures "Tidak ada yang yakin apakah Presiden sendiri terlibat dalam keputusan itu atau tidak. Ada yang mengatakan itu adalah penghinaan terhadap Inggris. Beberapa mengatakan itu adalah simbol ketidaksukaan leluhur Presiden terhadap Kerajaan Inggris, dimana Winston Churchill menjadi pembela yang kuat," tulisnya saat itu. Boris Johnson juga telah membuat komentar kontroversial tentang salah satu target favorit Presiden AS, yaitu lawannya, Hillary Clinton. Pada 2007, Boris Johnson mencemooh penampilan fisik Hillary Clinton di Telegraph-nya, menulis, "Dia memiliki rambut pirang dan bibir yang cemberut, dan tatapan tajam, seperti perawat sadis di rumah sakit jiwa." Dalam op-ed yang sama, Boris Johnson mendukung kepemimpinan Hillary Clinton yang kedua dengan mengatakan, "Untuk semua yang mencintai Amerika, inilah saatnya untuk berpikir mendukung Hillary, bukan karena kita menginginkannya, tetapi karena kita ingin Bill berperan. Jika Bill bisa berurusan dengan Hillary, dia juga pasti bisa menghadapi krisis global apa pun."